Antara Truman Capote dan In Cold Blood

Salah satu buku luar biasa menarik yang saya baca yaitu In Cold Blood-nya Truman Capote, siapa yang tidak mengenal penulis Breakfast At Tiffany's sekaligus wartawan The new yorker pada akhir 50an- pertengahan 60-an. Karya ini merupakan karya fenomenal milik Capote, dimana karya ini dianggap merupakan pengembangan  "Jurnalisme Baru," gaya penulisan yang mengawinkan antara jurnalisme dan sastra. 

pada masa tahun 1946-1950  Capote mendapatkan  pekerjaan di majalah The New Yorker, jabatan pertamanya  di depa akuntansi dan kemudian di departemen seni, di mana capote mengkliping kartun dan berkas video klip. Kemudian, ia dipindahkan ke bagian penulisan kolom  "Talk Of The Town." Selama waktu ini, capote mulai membaca banyak skrip film dan bekerja sebagai penulis freelance. selama bekerja, The New Yorker telah  menerbitkan 9 artikel perjalanan yang ditulis oleh  Capote. Salah satu artikel perjalanan Capote adalah rekam jurnalistik tentang  tur sebuah grup teater Rusia - Amerika yang disebut "The Muses Are Heard" .  Buku In Cold Blood menandai puncak dalam karir Truman Capote. Buku ini sangat  sukses sebagai karya sastra terkenal dan sangat laku dipasaran,bahkan tahun  1966 disebut "tahun Capote." Banyak kritikus sepakat bahwa Capote akhirnya mendapatkan keberhasilan yang  layak dia raih setelah banyak menulis tulisan-tulisannya di koran dan majalah.

In Cold Blood by Truman Capote 1966
Kisah buku ini berasal dari kisah nyata dimana pada 15 November 1959 terjadi pembunuhan terhadap 4 orang anggota keluarga Clutter di Holcomb Kansas Barat. empat orang yang ditemukan terbunuh secara sadis , terdiri dari sang ayah Herb Clutter, Istrinya bonnie dan dua anak remajanya Nancy dan Kenyon. Bonnie,Nancy dan kenyon ditemukan tewas tertembak di bagian kepala, sedang Herb Clutter menjadi korban yang paling sadis terbunuh dengan leher nyaris putus. Dimana kejahatan ini tidak memiliki motif yang jelas dan pelaku hanya mencuri 42 dollar dari rumah korban.

Hal ini menarik Truman Capote untuk melakukan penelitian dan mengangkat kisah ini menjadi suatu tulisan. Capote mewawancarai para saksi,keluarga,tetangga,orang-orang kota holcomb, dan bahkan 6 minggu setelah kematian, capote berhasil mewawancarai dua pembunuh keluarga Clutter yaitu Perry Smith dan Richard Hickock. Dua pembunuh ini mempunyai pemikiran yang berbeda-beda ketika bermaksud mendatangi tempat korbannya. motif pembunuhannya pun tidak jelas karena keluarga Clutter adalah keluarga terhormat yang anggota keluarganya sangat positif dimasyarakat serta tidak kenal bahkan berhubungan dengan para pembunuh mereka sebelumnya. Butuh waktu 6 tahun untuk capote menulis dan mempelajari hasil riset yang dia lakukan hingga berhasil menerbitkan In Cold Blood.

Buku ini terdiri dari 4 bagian, yaitu bagian pertama berjudul "The Last To See Them Alive" dimana capote membuka bab itu dengan menggambarkan tentang keadaan Holcomb yang terletak di kansas barat , sebuah kawasan sepi. kehidupan para korban beberapa hari sebelum kematiannya, dimana tuan Herb seperti biasa mengurusi perkebunannya, Bonnie yang mulai sembuh dari penyakit depresi akibat "tulang belakangnya", nancy yang baru saja menjadi bintang di drama tom sawyer di sekolah kota Holcomb , bahkan kegiatan kenyon yang pendiam, semua dikemas sangat apik seakan-akan penulis dapat melihat kehidupan terakhir korban, walaupun kisahnya ditulis berdasarkan pengamatan dan ingatan orang-orang sekitar dan terdekat para korban.kemudian bagaimana ketika para korban ditemukan dalam posisi telah tewas terbunuh.

Bagian kedua "Persons Unknown" pada bagian ini Capote memaparkan tentang bagaimana para penegak hukum berusaha keras mengungkap para pembunuh keluarga clutter dan bagaimana tanggapan serta kegiatan orang-orang terdekat keluarga clutter setelah tewas nya keluarga clutter.

Bagian ketiga "Answer" adalah jawaban tentang pembunuh keluarga clutter dan bagaimana para detektif dan polisi menangkap kedua orang itu,perry dan dick.

Bagian terakhir "Corner" adalah bagian terdramatis dimana pada bagian ini akan dipaparkan bagaimana kehidupan dua residivis pembunuh itu dari masa lalu,biografi ,apa yang mereka pikirkan ketika membunuh dan juga bagaimana mereka menghadapi hari-hari akhir di tiang gantungan sebelum 14 April 1965, suatu hari rabu yang cerah.

Sungguh suatu karya yang bravoo...:))

Comments

  1. Artikelnya menarik kawan


    please visit back My blog : http://f4ndhy.blogspot.com/
    jangan lupa FOLLOW. Pasti saya follow back

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts